KILAS24.CO,BOLTIM – Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Sam Sachrul Mamonto, Selasa (11/7) meninjau lokasi pasca banjir di Kecamatan Motongkad dan Nuangan.
Ini merupakan kali kedua bupati turun setelah sehari sebelumnya melakukan pemantauan langsung saat terjadi banjir.
Diketahui, curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan air meluap dan menggenangi pemukiman penduduk di beberapa desa di Kecamatan Motongkad dan Nuangan.
Saat bersua dengan pemerintah kecamatan dan Pemerintah Desa, bupati mengingatkan agar pemerintah di tingkat bawah bergerak cepat melakukan pendataan dan koordinasi dengan instansi terkait.
“Pemerintah harus hadir ketika masyarakat membutuhkan,” tegasnya.
Bupati juga menekankan, pemerintah kecamatan dan pemerintah desa, sesegera mungkin mengidentifikasi dan melakukan pendataan warga yang terdampak banjir. “Kita perlu tahu berapa banyak yang terdampak dan apa saja kebutuhan mereka yang mendesak,” ujarnya.
Saat turun lapangan, bupati didampingi Sekretaris Daerah Boltim, Jefrry Sonny Warokka, para asisten dan kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, serta beberapa Staf Khusus Bupati Boltim.
Bersama masyarakat dan kepala SKPD terkait, bupati mendiskusikan penyebab banjir dan melakukan pemetaan penanggulangan bencana di masa mendatang. “Kita perlu melakukan kajian mitigasi bencana secara komprehensif agar ke depan dapat mengantisipasi wilayah yang rawan terkena bencana banjir. Karena terbatasnya anggaran, maka kita lihat apa yang jadi prioritas untuk ditangani terlebih dahulu,” jelasnya.
Dampak banjir dan longsor akibat curah hujan yang terjadi pada Senin (10/7) cukup besar di Kecamatan Motongkad dan Nuangan. Sedangkan wilayah lain di Boltim tidak ada dampak signifikan.
Menurut Camat Motongkad, Iskandar Daeng Mangawi, beberapa desa yang dilanda banjir di kecamatannya, yakni: Molobog, Molobog Barat, Molobog Timur, Motongkad, Motongkad Utara, dan Jiko Utara. Sekira lebih dari 400 rumah sempat tergenang air. Dua gereja di Molobog Timur turut terdampak terjangan air sungai yang meluap.
Adapun di Kecamatan Nuangan tak kurang dari Empat desa yang terdampak banjir. Menurut Camat Nuangan, Linda Kadengkang, dampak paling parah terjadi di Desa Nuangan Satu yang menyebabkan 127 rumah tergenang air. Bahkan Puskesmas Nuangan, sebuah Sekolah Dasar, dan Mapolsek Nuangan turut terendam banjir.
Sebanyak 35 rumah di Desa Iyok dan Enam rumah di Desa Matabulu tak luput digenangi air akibat sungai yang meluap. Linda belum memastikan bagaimana kondisi di Desa Jiko Belanga yang menurut informasi yang didapat pihaknya, akses ke desa tersebut terkendala longsor dan beberapa pohon yang tumbang menutup akses jalan. (yudi)