Pentas Euro 2020 akan dibuka laga dahsyat antara Italia menghadapi Turki, Sabtu (12/6/2021) di Stadion Olimpico Roma.
Merujuk pada perkiraan line-up yang bakal diturunkan masing-masing tim, laga Italia melawan Turki layaknya perang saudara, sulit diprediksi hasil akhirnya.
Sementara menilik pada rekor selama menjalani babak kualifikasi, baik Italia maupun Turki sama-sama mampu menorehkan hasil gemilang dan tidak tersentuh kekalahan.
Namun Italia mendapatkan sedikit angin segar, karena diuntungkan berlaga di rumah sendiri serta unggul sejarah pertemuan dengan wakil Eropa Tenggara tersebut.
Ulasan : Fredi Saripi
SAMA-SAMA PERKASA DI BABAK KUALIFIKASI
The Crescent-Stars memang bukan lawan yang mudah bagi Italia. Skuad asuhan Senol Gunes mampu mengalahkan Prancis yang turun dengan para pemain pemenang piala dunia 2018 seperti Antoine Griezmann dan Olivier Giroud 2-0 pada laga di Turki, serta menahan imbang Les Bleus di Paris.
Total 4 poin diraih Turki dari sang juara dunia pada dua pertemuan mereka di grup H kualifikasi Euro 2020.
Selain itu, Turki terbukti memiliki pertahanan yang sangat kokoh, dibuktikan dengan catatan hanya 3 kali kebobolan dalam 10 pertandingan di babak kualifikasi.
Burak Yilmaz Cs pun melaju ke putaran final Euro 2020 sebagai runner-up grup H, mendampingi Prancis yang unggul catatan kemenangan dari lawan-lawan lain di grup tersebut.
Sementara Italia yang menjalani kualifikasi di grup J memiliki catatan yang lebih trengginas.
Skuad asuhan Roberto Mancini lolos sebagai juara grup dengan catatan 10 kemenangan dari 10 pertandingan.
Sama seperti Turki, Italia juga mengemas rekor kebobolan yang cukup minim dengan hanya kemasukan 4 dan mampu melesakkan 37 gol.
Italia pun lolos ke putaran final sebagai pemuncak grup J didampingi Finlandia sebagai runner-up.
PERANG SAUDARA
Turki diibaratkan sebagai ujian berat perdana bagi Italia di grup A Euro 2020.
Selain memiliki rekor mentereng selama kualifikasi, Turki layaknya saudara bagi Italia karena sejumlah amunisi utama mereka saat ini bermain untuk tim-tim Liga Italia, sebut saja Hakan Calhanoglu (AC Milan), Mert Muldur dan Kaan Ayhan (Sassuolo), Merih Demiral (Juventus) plus Cengiz Under yang masih tercatat sebagai pemain pinjaman AS Roma untuk Leicester.
Pertarungan di lini tengah menarik untuk disaksikan, bagaimana Ayhan dan Muldur menghadapi Manuel Locatelli dan Domenico Berardi yang merupakan rekan satu tim mereka di Sassuolo.
Sementara Calhanoglu juga dipastikan bakal menjadi pusat perhatian karena telah terbiasa menghadapi para pemain tengah Italia dan menarik untuk disaksikan bagaimana ia memimpin rekan-rekannya menjebol jala Italia yang dikawal saudara seperguruannya di AC Milan, Gianluigi Donnarumma.
Di sisi lain, terdapat persaingan Demiral untuk status bek terbaik eropa dengan duet center back Italia, Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci yang tak lain merupakan rekan setimnya di Juventus.
Ditambah lagi, dia wajib menjaga keperawanan wilayah pertahanannya dari berondongan para pemain depan Italia, yang salah satu pos diantaranya dihuni Federico Chiesa, rekan sesama pemain La Vecchia Signora.
Hal ini pun diakui pelatih Turki Senol Gunes yang merasa diuntungkan karena memiliki sejumlah pemain Serie A.
“Keuntungan bagi kami memiliki pemain yang berada di klub Serie A, karena mereka telah terbiasa dengan gaya permainan Italia serta para pemainnya.
“Ini akan menjadi perjuangan yang sulit dalam hal teknis, taktis dan fisik. Saya ingin melihat kualitas pemain saya ditampilkan. Ini adalah pertandingan antara dua tim kuat dan saya yakin Turki bisa menang,” ungkapnya.
Sementara pelatih Italia Roberto Mancini telah memperingatkan pasukannya tidak menganggap remeh Turki.
Selain bakal sarat ketegangan karena merupakan partai perdana, Mancini juga menilai Turki memiliki kedalaman skuad yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Pengalaman satu tahun melatih Galatasaray di Liga Super Turki membuat Mancini menyadari betul ancaman yang akan dihadirkan calon lawannya tersebut.
”Di atas lapangan, laga nanti tidak akan berjalan mudah. Apalagi kami akan bermain di pertandingan pertama dan itu akan menambah beban. Kami punya rasa hormat yang tinggi pada Turki karena mereka punya banyak pemain hebat,” kata Mancini.
REKOR PERTEMUAN
Selain karena akan bermain di kandang sendiri, Italia juga akan diunggulkan karena faktor head to head. Dari 10 pertemuan yang telah terjadi diantara keduanya, Italia tidak pernah kalah. Total 7 kemenangan dan 3 imbang bisa diraih oleh juara Euro 1968 itu. Dari banyaknya pertemuan tersebut, hanya sekali saja Turki dan Italia berjumpa di ajang Piala Eropa. Yakni di tahun 2000 ketika Italia menang 1-2 lewat gol Antonio Conte dan Filippo Inzaghi. Sedangkan gol balasan Turki dicetak oleh Okan Buruk.
PREDIKSI LINE-UP
Roberto Mancini pada konferensi pers menjelang laga uji coba menghadapi Republik Ceska yang berakhir kemenangan 4-0 bagi Gli Azzurri mengatakan, susuna pemain yang akan diturunkan pada laga perdana kontra Turki tak akan jauh berbeda dengan line-up saat itu.
Kemungkinan, Mancini akan kembali menurunkan Manuel Locatelli untuk mengisi tempat yang selama ini diperankan Marco Verratti.
Hal ini menyusul bintang PSG yang masih bermasalah dengan kebugaran.
Apalagi, mantan pemain AC Milan ini tampil hebat saat Italia menghancurkan Republik Ceska.
Mengacu pada bocoran strategi yang disampaikan Mancini, maka bisa dipastikan Locatelli bakal ditemani Nicolo Barella dan Jorginho di lini tengah.
Sementara di lini depan, Domenico Berardi, Ciro Immobile, dan Lorenzo Insigne akan menjadi tumpuan Mancini untuk menghasilkan gol.
Sementara di kubu Turki Kaan Ayhan yang aslinya seorang bek tengah bakal diplot menjadi gelandang bertahan dalam formasi 4-2-3-1.
Jika hal ini terjadi, maka bisa dipastikan perang di lini tengah akan sangat dahsyat, sebab Turki juga memiliki Calhanoglu, Kenan Karaman dan Yusuf Yazici yang memiliki kemampuan deliveri bola di atas rata-rata.
Hasil akhir akan sangat bergantung pada kualitas penguasaan bola masing-masing tim serta efektivitas dalam melancarkan serangan balik cepat.
Sementara tugas barisan penyerang kedua tim juga diprediksi sama-sama berat, karena baik Turki maupun Italia sama-sama memiliki pertahanan super kokoh.
Patut ditunggu kinerja Burak Yilmaz dibantu para gelandag kreatif Turki membongkar tembok yang digawangi duet Chiellini-Bonucci.
Demikian juga dengan produktivitas deret penyerang cepat Italia untuk meruntuhkan benteng pertahanan Turki yang dipimpin Demiral.
Prediksi Line Up:
Italia (4-3-3): 21-Gianluigi Donnarumma; 24-Alessandro Florenzi, 19-Leonardo Bonucci, 3-Giorgio Chiellini, 4-Leonardo Spinazzola; 18-Nicolo Barella, 8-Jorginho, 5-Manuel Locatelli; 11-Domenico Berardi, 17-Ciro Immobile, 10-Lorenzo Insigne.
Pelatih: Roberto Mancini.
Turki (4-2-3-1): 23-Ugurcan Cakir; 2-Zeki Celik, 4-Caglar Soyuncu, 3-Merih Demiral, 13-Umut Meras; 5-Okay Yokushu, 22-Kaan Ayhan; 9-Kenan Karaman, 10-Hakan Calhanoglu, 11-Yusuf Yazici; 17-Burak Yilmaz.
Pelatih: Senol Gunes
STRATEGI LOLOS DARI BABAK GRUP
Italia dipastikan bakal menjadikan laga melawan Turki sebagai ukuran untuk 2 laga lain melawan Wales dan Swiss.
Mengapa demikian?, di atas kertas Ciro Immobile cs memang di favoritkan para pegamat bola untuk keluar sebagai juara grup A.
Selain karena penampilan impressive selama babak kualifikasi dan deret uji coba menuju putaran final, Italia juga diuntungkan berlaga di markas sendiri pada 3 partai yang akan mereka jalani di babak grup.
Tepatnya, Italia akan menjamu ketiga rivalnya itu di Stadion Olimpico Roma.
Level Turki, Wales dan Swiss dinilai merata di bawah Gli Azzurri, sehingga kemenangan atas Turki wajib diamankan sebagai ukuran strategi untuk meraup poin sempurna dan memuncaki grup A.
Berangkat dari analisis yang sama, Turki bakal berjuang habis-habisan mengamankan poin positif dari laga lawan Italia.
Kemenangan akan memuluskan langkah mereka ke fase selanjutnya, mengingat level Wales dan Swiss yang tak lebih baik dari Italia.
”Kami belum pernah bisa mengalahkan Italia dan kami ingin merasakannya di laga nanti untuk pertama kali. Kami tahu bahwa kami bukan favorit disini. Tapi kami punya target untuk setidaknya lolos dari fase grup,” ujar pelatih Turki, Senol Gunes.
Sementara hasil imbang menjadi hasil terburuk yang diinginkan Turki, sebagai modal untuk tampil fleksibel meraih poin kemenangan atau minimal imbang dengan dua lawan lainnya, dengan analisa tak satu pun diantara Wales dan Swiss akan mampu menungkalkan Italia.
Bagaimana tanggapan para pembaca sekalian?, tuliskan pendapat kalian pada kolom komentar.
(fed/theguardian.com/Tirto.id/bolasport)