KILAS24.CO – Kepala UPT Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) wilayah Manado, Hendra Toku Makalalag, bersama staf khusus BP2MI pusat, Irvan Basri, melakukan kunjungan kerja di Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kotamobagu, Senin (11/1) kemarin.
Kunjungan itu dalam rangka koordinasi terkait teknis Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI). “Kemudian peran BLK Kota Kotamobagu ke depan dalam mempersiapkan CPMI, baik skiil maupun kemampuan berbahasa asing sesuai negara penempatan,” kata Hendra.
Terpisah, Kepala Disperinaker Kotamobagu, Imran Golonda mengatakan, pertemuan dengan pihak BP2MI itu juga berkoordinasi menyangkut pelaksanaan sosialisasi kepada tenaga kesehatan yang ada di Kotamobagu untuk menjadi pekerja migran.
“Jadi pertemuan kemarin membahas terkait pelaksanaan sosialisasi oleh BP2MI pada tanggal 18 januari kepada tenaga kesehatan dalam hal ini perawat. Baik dari calon perawat yang sudah kelas III, diploma yang akan selesai pendidikan maupun yang sudah lulus namun belum bekerja, untuk persiapan pasar kerja ke negara Jepang,” kata Imran, Selasa (12/1).
Menurutnya, sosialisasi ini hanya khusus kepada tenaga kesehatan, sebab tahun ini ada permintaan tenaga kerja di bidang kesehatan dari negara Jepang kepada Indonesia. “Tahun ini, Jepang meminta 5.000 tenaga kerja dalam bidang kesehatan. Tentunya kita harus siap, apalagi ini peluang kerja bagi warga Kotamobagu yang ingin bekerja ke luar negeri. Kita bersyukur memiliki putra daerah yang kini dipercayakan menjabat kepala BP2MI pusat, pak Benny Rhamdani dan Kepala UPT BP2MI Manado pak Hendra Makalalag. Dan kita bermohon agar anak-anak Kotamobagu yang diutamakan. Dari 5.000 permintaan, minimal 50 dari Kotamobagu itu sudah lumayan, sebab kalau kita minta banyak tentu harus ada keahlian bahasa,” ujarnya.
Imran juga menjelaskan, jika nantinya ada warga Kotamobagu yang akan masuk dalam permintaan tersebut, mereka akan dibekali kursus bahasa jepang yang difasilitasi oleh BP2MI.
“Kebetulan kita belum punya BLK (Balai Latihan Kerja). Nah, mereka harus dibekali dan ada beberapa jalur yang kita siapkan, baik lewat Lembaga Kursus Keterampilan yang ada di Kotamobagu yang bisa kita berikan izin dan rekomendasi menambah jurusan, misalnya kursus bahasa jepang,” jelasnya.
Ia menambahkan, apabila ini memungkinkan dan jika ada anggaran yang akan ditata di APBD Perubahan, kita bisa melaksanakan kursus bahasa jepang di Kotamobagu. “Insha allah jika ada undangan kita akan hadir dalam sosialisasi. Karena harus disampaikan kepada pak Sekda, dinas pendidikan dan dinas kesehatan. Kalau menurut BP2MI, sosialiasi dilaksanakan di SMK 23 Maret, tapi masih menunggu kepastian kalau memang betul di kirim ke jepang itu harus dibekali terutama bahasa,” pungkasnya. (rmb)