KILAS24.CO, BOLTIM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Timur (Boltim) menaruh perhatian serius terhadap penurunan angka stunting. Hal ini diutarakan Bupati Sam Sachrul Mamonto, dalam sambutannya saat membuka pertemuan konvergensi stunting lintas sektor dan lintas program, di Hotel Ibis, Manado, Senin (25/10).
Seperti diketahui, angka stunting di Kabupaten Boltim berdasarkan data aplikasi e-PPGBM di akhir Tahun 2020 berjumlah 371 balita atau 6,53 persen dari total jumlah 5.679 balita.
Untuk menekan jumlah kasus tersebut, Bupati menekankan meski di tengah pandemi Covid-19, namun penanganan stunting tetap dan harus diprioritaskan. Oleh karena itu, Bupati mengatakan, perlu pendekatan lintas sektor dan pengintegrasian kegiatan untuk mengatasi masalah secara komprehensif.
“Sinergitas lintas sektor diperlukan untuk membangun komitmen bersama dalam mendukung percepatan penurunan prevalensi stunting,” kata Bupati.
Bupati mengatakan, pencegahan stunting menyasar berbagai penyebab langsung dan tidak langsung yang melibatkan lintas sektor di seluruh tingkatan pemerintahan, swasta, dan dunia usaha serta masyarakat.
“Melalui pertemuan lintas sektor lintas program serta asuhan gizi Puskesmas ini, diharapkan dapat menghasilkan suatu program intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif yang dilaksanakan secara terpadu dan terintegrasi sesuai dengan kewenangan masing-masing,” harap Bupati.
Pertemuan konvergensi stunting lintas sektor dan lintas program itu diselenggarakan Dinas Kesehatan (Dinkes) dengan melibatkan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah, serta menghadirkan narasumber dari Tim Leader Iney Regional 5 Makassar serta pihak Poltekes Manado.
Kepala Dinkes, Eko Marsidi, dalam sambutannya mengatakan konvergensi stunting dilakukan melalui delapan aksi, yakni; analisis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, Perbup terkait peran desa, pembinaan kader pembangunan manusia, sistem manajemen data, pengukuran dan publikasi data, serta review kinerja pelaksanaan program dan kegiatan.
“Saat ini Kabupaten Bolaang Mongondow Timur sementara menjalankan aksi tujuh, yakni pendataan dan publikasi, setelah sebelumnya telah selesai melaksanakan sistem manajemen data,” kata Eko.
Untuk menurunkan angka stunting, ia mengungkapkan perlu keterlibatan dan peran serta lintas sektor. “Pemerintah juga telah melakukan langkah-langkah strategis untuk menunjang kesehatan masyarakat melalui intervensi spesifik dan intervensi sensitif sebagai langkah kongkrit dalam penanggulangan stunting, serta optimalisasi fasilitas kesehatan tingkat pertama untuk mempercepat akses masyarakat dalam mendapatkan pelayanan,” ungkapnya.
Pertemuan konvergensi stunting lintas sektor dan lintas program itu dilaksanakan mulai Senin (25/10) hingga Kamis (28/10). Tujuan kegiatan itu adalah setiap intervensi yang dilaksanakan dapat dilakukan secara terkoordinir, terpadu dan bersama-sama pada target sasaran prioritas untuk mencegah stunting. (rmb)