KILAS24.CO,BOLTIM – Empat eks Swapraja yang ada di Totabuan, yakni Mongondow, Bolango, Kaidipang dan Bintauna, Rabu (1/2) menggelar Rembuk Tokoh Adat dalam rangka pemberian gelar adat kepada Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sam Sachrul Mamonto (SSM), bertempat di Rumah Adat Komaling, Desa Kopandakan.
Dalam rembuk tersebut, Dewan Adat, Longki Mokoginta, Gobel, J. Buhang dan Sadli Datunsolang, berdiskusi panjang dalam mempertimbangkan nama gelar apa yang cocok untuk disematkan kepada bupati.
“Gelar ini bukan hanya pegelaran biasa, tapi ini melainkan sesuatu yang benar-benar harus menempel pada sosok pemimpin, ketika kita memberikan gelar maka pemimpin harus benar-benar sesuai dengan gelar yang kita berikan atau melakukan sesuai dengan gelar yang diberikan” ungkap Dewan Adat Bolaang Uki.
Dari diskusi panjang yang alot akhirnya terbentuklah konsensus dari seluruh Dewan Adat se-Bolaang Mongondow Raya (BMR) untuk gelar Adat yang nanti akan diberikan kepada bupati.
“Saya rasa gelar ini cocok kepada Bupati Boltim karena beliau adalah sosok yang serba bisa disemua hal, apalagi dalam rekam jejak kepemimpinan yang telah berhasil beliau pimpin diantaranya pernah menjabat Ketua KPU se-Bolmong (Termasuk Boltim dan Bolsel), setelahnya pernah menjadi Ketua DPRD Boltim, kemudian menjadi bupati.,”ujar Dewan Adat Mongondow.
Selain prestasi dalam Pemerintahan dan Kepemimpinan serta karir pada beberapa lembaga dan institusi yang digeluti, pemberian Gelar Adat ini juga adalah bentuk penghargaan atas apa yang telah dilakukan oleh bupati yang telah mengangkat kembali adat-budaya Mongondow melalui kesuksesan pegelaran Festival Kabela beberapa waktu lalu. Termasuk juga menggelar dan mempersatukan adat-budaya etnis-etnis yang ada di Boltim melalui festival etnis Jawa, Minahasa dan Sangihe yang akan dilakukan dalam waktu dekat.
Turut hadir dalam rembuk tokoh adat tersebut, Asisten I, Rahman Hulalata, Asisten III, Rusmin Mokoagow, dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Boltim, Yusril Damopolii, SP.d, bersama jajaran. (yud/rmb)