KILAS24.CO, BOLTIM – Bupati Sam Sachrul Mamonto gencar mempromosikan potensi wisata yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Selain turun langsung meng-eksplore keindahan wisata alam di daerah yang dipimpinnya, bupati juga sengaja memilih lokasi wisata alam sebagai tempat pelaksanaan kegiatan pemerintahan.
Salah satunya adalah pelantikan 42 pejabat, Jumat (10/9). Prosesi pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan digelar di Pulau Bombuyanoi atau yang familiar dengan sebutan Pulau Nanas. View pasir putih yang menjadi ciri khas pulau tersebut menjadi saksi pelantikan pejabat Pemkab Boltim tersebut.
“Ini adalah konsep pelantikan yang baru. Selama ini digelar di ruangan (tertutup), dan hari ini kita pilih di ruangan terbuka (Pulau Nanas),” kata bupati.
Bukan tanpa alasan, dipilihnya Pulau Nanas sebagai lokasi pelantikan adalah bagian dari upaya promosi wisata yang dimiliki Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Namun demikian, pelantikan di ruang terbuka tersebut tak mengurangi sakralitas pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan.
“Pelantikan hari ini selain disaksikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dan diri kita sendiri, juga disaksikan oleh alam semesta. Ada 40 orang yang dilantik tadi. Jika 40 orang itu mem-posting di akun facebook-nya, berarti ada 40 ribu orang yang menyaksikan dan melihat Boltim (keindahan Pulau Nanas) hari ini,” ujar bupati.
“Pejabat sengaja kita lantik di alam terbuka (Pulau Nanas), agar mereka bisa melihat dan tahu bahwa Pulau Nanas itu indah. Banyak pejabat yang dilantik tadi ternyata belum pernah ke Pulau Nanas, dan mereka berjanji akan kembali dengan membawa keluarga. Ini salah satu efek domino dari pelantikan tadi,” tambah bupati.
Setelah pelantikan itu, bupati mengungkapkan akan ada juga pelantikan tahap berikutnya dengan menyasar pejabat eselon IV, III dan II serta pejabat struktural.
“Berikut masih ada lagi (pelantikan). Ada guru-guru, tenaga kesehatan, kabid-kabid dan kepala seksi, dan terakhir partai utamanya eselon II. Pelantikannya juga di tempat terbuka. Pejabat yang dilantik tadi saya namakan kabinet Pulau Nanas. Nantinya ada juga kabinet Tanjung Silar, Kabinet Gunung Ambang dan lainnya,” ungkap bupati.
Dalam penempatan pejabat, bupati mengakui tak hanya mengambil keputusan sendiri, tapi melalui kajian dan pertimbangan Badan Pertimbangan Jabatan dan Pangkat (Baperjakat). Tujuannya adalah untuk mendapatkan pejabat yang tepat untuk ditempatkan di tempat yang tepat pula.
“Banyak pertimbangannya seperti kemampuan, integritas dan loyalitas. Selain itu ada banyak juga parameter lainnya, agar mereka (pejabat) yang ditempatkan benar-benar bisa bekerja dan membantu saya dan Pak Oskar menjalankan pemerintahan,” tambah bupati. (advertorial)