KILAS24.CO KOTAMOBAGU–Memperingati Hari Buruh Migran Internasional (HBMI) atau disebut Migrant day, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), resmi menutup kegiatan di Kotamobagu, Minggu 11 Desember 2022.
Puluhan ribu masyarakat Kotamobagu telah ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan Migrant Day, mulai dari draf rice, senam Zumba, jalan sehat penyerahan doorprize hingga malam penutupan.
Dalam sambutan Benny Ramdhani, Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), mengatakan, Menjadi pekerja migran bukan profesi yang hina, oleh karena itu, persepsi tentang PMI harus diubah. Kita memiliki keunggulan dibandingkan tenaga kerja dari negara lain. Selain itu keunggulan dalam sikap dan perilaku yang sopan, ramah, dan cepat beradaptasi. Oleh karena itu, peluang ini harus dimanfaatkan anak-anak muda Bolaang Mongondow Raya.
“Tingkatkan kemampuan bahasa dan skill supaya dapat menembus peluang kerja di luar negeri,” ucapnya.
Ucapan dan ajakan itu, Benny Ramdhani sampaikan salam acara penutupan migrant day, yang berada di Kota-Kotamobagu, Minggu, 11 Desember 2022.
Selain tingkatkan skill dan kemampuan berbahasa, Benny Rhamdani juga mengingatkan agar mereka yang ingin bekerja di luar negeri, jangan terpengaruh dengan para calo mengenai penempatan kerja.
“Langkah awal pencegahan BP2MI yakni dengan gencar memberikan pemahaman agar masyarakat untuk tidak terpengaruh dan tetap mengikuti prosedural terutama mengenai potensi peluang kerja ke luar negeri yang menjanjikan,” tegasnya.
Ada lebih dari 150 negara penempatan PMI di luar negeri. Misalnya saja di Jepang, dari sisi penghasilan rata-rata untuk jabatan perawat dan caregiver atau perawat orang tua di Jepang berkisar Rp 22-30 juta. Begitu juga di Korea Selatan untuk sektor yang sama gajinya juga besar antara 22 juta hingga 27 juta.
“Peluang ini bisa diambil oleh masyarakat Sulawesi Utara khususnya Bolmong Raya,” kata Benny disela-sela penutupan HPMI di halaman Universitas Dumoga Kotamobagu (UDK) Minggu 11 Desember 2022.
Benny juga menjelaskan, soal penempatan ke negara Jepang sekaligus gambaran gaji yang mencapai Rp 21,5 juta.
Benny menegaskan, Pekerja Migran Indonesia (PMI) setiap tahunnya menyumbang devisa sekitar Rp159,6 triliun bagi negara ini. Nilai itu merupakan sumbangan kedua setelah sektor Migas. Itulah sebabnya negara memberikan penghargaan terbaik terhadap PMI.
“Jadi, hilangkan stigma buruk terhadap para PMI,” ujarnya.(Sid)